AshefaNews – Jakarta Monumen Nasional atau yang lebih dikenal dengan nama Monas, merupakan salah satu ikon kebanggaan Indonesia yang berdiri megah di jantung Ibu Kota. Monumen ini tak sekadar simbol arsitektur monumental, tetapi juga penanda sejarah perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaan. Gagasan pendiriannya berasal dari Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno.
Asal Mula Gagasan Monas oleh Soekarno.
Monumen untuk Mengenang Perjuangan Bangsa
Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, Presiden Soekarno merasa perlu menghadirkan sebuah monumen yang bisa menjadi simbol perjuangan rakyat Indonesia. Ia ingin membangun tugu kebangsaan yang berdiri di pusat pemerintahan Jakarta, mencerminkan semangat dan kebesaran bangsa.
Inspirasi dari Menara Eiffel di Paris Soekarno terinspirasi dari Menara Eiffel di Prancis. Ia menginginkan monumen nasional yang dapat mengimbangi keagungan simbol negara-negara lain. Maka dimulailah rencana pembangunan Monas, sebagai tugu peringatan dan pengingat abadi semangat kemerdekaan.
Proses Pembangunan Monas Sayembara Nasional dan Pemilihan Desain
Pemerintah membentuk Panitia Monumen Nasional pada tahun 1954. Pada 1955, mengadakan sayembara arsitektur untuk memilih desain Monas. Namun dari 51 peserta yang ikut, tidak ada satupun yang berhasil memenuhi visi nasionalisme Bung Karno.
Akhirnya, arsitek Friedrich Silaban bersama R.M. Soedarsono dipercaya untuk merancang tugu tersebut. Desain mereka menyatukan unsur tradisional Indonesia dan simbol universal kemerdekaan.
Peletakan Batu Pertama Hingga Peresmian Pada tanggal 17 Agustus 1961: Presiden Soekarno Peletakan batu pertama Monas sebagai awal pembangunan. Monumen ini akhirnya diresmikan dan dibuka untuk umum pada 12 Juli 1975.
Pembangunan mengalami beberapa kendala, termasuk kekurangan anggaran.
Pada tanggal 12 Juli 1975. Monas telah diresmikan dan dibuka untuk umum oleh Presiden Soeharto.
Makna dan Filosofi Desain Monas Tinggi 132 Meter, Penuh Simbolisme
Monas berdiri dengan ketinggian 132 meter, menjulang sebagai lambang kekuatan dan semangat tak tergoyahkan. Desainnya terdiri dari:
Obelisk menjulang lambang kejantanan dan perjuangan
Cawan di dasar simbol kesuburan dan kehidupan
Puncak Monas dihiasi oleh api abadi terdapat berlapis emas murni 24 karat seberat 50 kg. Dengan melambangkan semangat kemerdekaan yang tidak pernah padam
Api di puncak dikenal sebagai “Api Kemerdekaan”, simbol semangat perjuangan rakyat Indonesia yang terus menyala tak pernah padam
Isi dan Fasilitas di Dalam Monas Museum Sejarah Nasional di bagian bawah monas menyimpan lebih dari 50 diorama museum sejarah nasional yang menggambarkan perjalanan mulai dari zaman prasejarah, zaman penjajahan, dan sampai proklamasi kemerdekaan. Ruang Kemerdekaan
Di atas museum terdapat Ruang Kemerdekaan, yang menyimpan:
Naskah asli Teks Proklamasi Kemerdekaan
Lambang Garuda Pancasila
Peta kepulauan Indonesia berlapis emas
Dek Observasi Puncak Monas
Lift di dalam tugu membawa pengunjung ke puncak Monas, di mana mereka bisa menikmati pemandangan 360 derajat Kota Jakarta dari ketinggian.
Monas di Era Modern: Lebih dari Sekadar Tugu Pusat Kegiatan Publik dan Edukasi
Kini, Monas bukan hanya tujuan wisata sejarah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan publik seperti:
Upacara kenegaraan
Perayaan Hari Kemerdekaan
Panggung budaya dan edukasi
Aksi demonstrasi damai
Monas juga menjadi ruang terbuka hijau yang populer bagi masyarakat untuk berolahraga, berfoto, dan bersantai.
Penutup: Monas, Simbol Abadi Perjuangan Bangsa
Monumen Nasional adalah perwujudan semangat kemerdekaan Indonesia. Dari gagasan besar Ir. Soekarno sampai saat ini menjadi ikon kebanggaan nasional, Monas terus berdiri sebagai pengingat simbol pengorbanan kemerdekaan dan semangat persatuan bangsa.
Sebagai saksi bisu sejarah dan destinasi wisata edukatif, Monas akan terus menjadi penanda identitas Indonesia di mata dunia.