AshefaNews. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencatat penguatan signifikan pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (4/6). Kinerja solid sejumlah saham emiten konglomerat menjadi faktor utama yang mendorong indeks bergerak di zona hijau.
IHSG tercatat menguat sebesar 0,89% atau naik 60 poin ke level 6.987, seiring sentimen positif dari laporan keuangan beberapa grup besar yang menunjukkan pertumbuhan laba dan ekspansi bisnis yang agresif di kuartal pertama tahun ini.
Saham-saham milik grup konglomerasi seperti Astra International (ASII), BCA (BBCA), dan Sinar Mas Group melalui SMART Tbk (SMAR) turut mencatatkan lonjakan harga yang signifikan. Kenaikan tersebut dinilai sebagai reaksi pasar terhadap hasil kinerja yang melampaui ekspektasi analis.
“Investor saat ini sedang mencari saham-saham defensif yang memiliki fundamental kuat. Emiten-emiten konglomerat yang memiliki diversifikasi bisnis dinilai lebih stabil di tengah ketidakpastian global,” ujar Analis Senior PT Bahana Sekuritas, Dimas Nugraha.
Kinerja ekspor Indonesia yang tetap solid serta kestabilan nilai tukar rupiah turut memperkuat keyakinan pelaku pasar.
Sementara itu, nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) menembus Rp12,4 triliun dengan volume perdagangan mencapai lebih dari 19 miliar lembar saham. Asing juga tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp632 miliar, terutama pada saham-saham unggulan di sektor perbankan dan industri dasar.
Di sisi lain, beberapa sektor seperti teknologi dan energi cenderung bergerak mixed, mengikuti fluktuasi harga komoditas dan sentimen global. Meski begitu, tren positif yang ditunjukkan oleh saham-saham utama cukup untuk menjaga penguatan indeks secara keseluruhan.
Pelaku pasar kini menanti rilis data inflasi Amerika Serikat serta keputusan suku bunga dari bank sentral global yang diperkirakan akan memengaruhi arah pasar ke depan. Namun untuk jangka pendek, pasar domestik dinilai masih dalam tren positif seiring stabilnya faktor-faktor makroekonomi nasional.
Dengan dukungan kuat dari emiten besar, IHSG diproyeksikan masih berpotensi melanjutkan penguatannya, terutama jika arus modal asing terus mengalir masuk ke pasar Indonesia.