AshefaNews– Presiden Den Haag Donald Trump Menegaskan pada hari Rabu bahwa Amerika Serikat dan Iran Akan adakan pembicaraan “minggu depan,” Sementara itu, ia juga menyatakan pentingnya penyelesaian nuklir dengan pihak Teheran.
Pada saat penyelenggaran senjata antara Israel dan Iran memulai hari kedua, Trump mengatakan kepada wartawan di tempat konferensi NATO ia juga “berpikir perlu’ dapat melakukan pembicaraan untuk menghasilkan perjanjian dengan Iran, kemungkinan besar akan melepaskan ambisi nuklirnya.
Kurang jelas format apa yang harus diambil untuk di setiap diskusi yang baru. Menteri Luar Negeri Marco Rubio mengatakan amerika serikat tengah mengupayakan pembicaraan terbuka antara kedua pihak bersangkutan.
“Saya tidak ambil pusing apakah akan tercapai kesepakatan atau tidak,” ujar Trump, seperti dikutip Anadolu, Kamis 26 Juni 2025.
“Satu hal yang tetap konsisten bagi kami sejak awal adalah penolakan total terhadap keberadaan senjata nuklir dalam bentuk apa pun,” ujar Trump.
Trump kembali menyatakan bahwa serangan Amerika telah menghantam keras ambisi Teheran, sekaligus membantah laporan awal intelijen AS yang menyebut dampaknya hanya akan memperlambat program nuklir Iran selama beberapa bulan. Sementara itu, Rubio turut menguraikan mengapa ia menilai kemajuan nuklir Iran telah mundur selama bertahun-tahun.
Israel memperkuat untuk mendukung argumen tersebut pernyataan dari Komisi Energi Atom, menyebut bahwa serangan Amerika terhadap fasilitas nuklir Iran di Fordo telah merusak struktur utama dan menyebabkan sistem pengayaan uranium di lokasi tersebut tidak dapat dioperasikan.
Pernyataan Trump dan para pejabatnya menjadi bagian terbaru dari narasi yang berusaha menggambarkan perang 12 hari yang disebut sebagai konfrontasi terbesar dan paling mematikan antara Iran dan Israel sebagai kemenangan strategis. Sementara itu, bagian Iran berhasil memenangkan Sejak perjanjian gencatan senjata, dan telah gagalkan secara sah oleh pihak berwenang.

Pada hari Selasa, penduduk Teheran memadati jalanan dalam aksi unjuk rasa merayakan kemenangan. Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menyebut Israel gagal meraih tujuannya: menghancurkan instalasi penting, melemahkan keahlian nuklir, dan menciptakan kekacauan sosial. Selepas Itu, dari dua negara mulai memulihkan stabilitas pasca dua pekan serangan udara Israel, balasan rudal balistik dari Iran, serta keterikatan militer Amerika sebuah pengeboman situs nuklir Iran secara langsung.
Tulsi Gabbard, direktur intelijen nasional, gabung upaya pemerintahan Trump telah menepis keraguan tentang efektivitas serangan udara AS di Iran, dengan menulis di media sosial bahwa “intelijen mengonfirmasi yang telah dinyatakan POTUS secara berkelanjutan menegaskan nuklir Iran berhasil digagalkan.”
Posting Gabbard datang setelah Presiden Trump dan pejabat Amerika Serikat lainnya, menolak penilaian awal dalam laporan intelijen AS yang menyimpulkan bahwa serangan itu hanya menunda program nuklir Iran selama beberapa bulan, bukan bertahun-tahun.
Gabbard turut mengkritik bocornya laporan itu ke media, dan menyatakan menilai tindakan tersebut bertujuan untuk “melemahkan” presiden dan para pelaku misi yang terlibat.